Cara memasang Stabilizer Listrik secara sentral untuk instalasi listrik baik di Rumah, Kantor, Gedung, Ruko, Industri, Rumah Sakit dll, urutan instalasinya sama saja yaitu ” Stabilizer Listrik ” dipasang diantara Meter dari PLN dan Box MCB Group.
Ada bberapa sebutan dipasaran untuk alat ini, ada yang menyebut AVR – Automatic Voltage Regulator atau STAVOL – Stabilizer Voltage.
Mengapa kita membutuhkan ” STABILIZER LISTRIK ” ?. Karena ada kalanya tegangan listrik di tempat kita naik turun atau tidak stabil, hal ini akan mengakibatkan kenerja peralatan listrik dan electronic menurun bahkan bisa terjadi kerusakan, misalakan untuk Computer, AC – Air Conditioner dll.
Pada peralatan lelktrik dan elektonik saat ini sudah tidak banyak yang mempunyai toleransi terhadap perubahan tegangan listrik, kebanyakan untuk peralatan moderen saat ini sensitif terhadap perubahan tegangan listrik.
Ada banyak faktor yang menyebabkan tegangan listrik naik turun atau tidak stabil beberapa faktor terbagi dalam area industri atau perumahan dan biasanya perubahan tegangan listrik terjadi pada waktu beban puncak.
Beban puncak untuk area perumahan terjadi mulai petang sampai malam hari kurang lebih jam 10 malam. Faktor lain adalah jarak antara tempat anda dengan lokasi Trafo distribusi yang cukup jauh.
Cara Pasang Stabilizer Listrik
Diagram pemasangan Stabilizer Listrik secara sentral untuk keseluruhan instalasi :
Sebelum pemasangan Stabilizer Listrik instalasi ditempat anda seperti gambar dibawah ini, Kabel dari PLN masuk ke Meter PLN, lalu ke Panel Box distribusi ( MCB Group ).
Instalasi sebelum pemasangan Stabilizer Listrik
Instalasi setelah pemasangan Stabilizer Listrik dengan menggunakan Ohm saklar sebagai Bypass, seperti gambar dibawah ini :
Gambar instalasi pemasangan Stabilizer Listrik
Cara pemasangannya sbb :
- Potong ( Lepas kabel ( in ) dari Panel Box Distribusi ( MCB Group ) dipilih mana yang lebih mudah.
- Sambungkan kabel yang dilepas ( Dipotong tadi ) ke Input Stabilizer dan Ohm saklar untuk PLN.
- Sambungkan Output Stabilizer ke Ohm Saklar untuk Stabilizer.
- Sambungkan kabel output dari Ohm Saklar ke Panel Box Distribusi ( MCB Group ).
Fungsi OHM SAKLAR adalah sebagai bypass jika terjadi sesuatu atau kerusakan pada Stabilizer Listrik, maka anda dapat memilih sambungan langsung ke PLN dengan cara menaikan handle ke posisi PLN.
Dengan demikian seluruh instalasi tempat anda sudah mendapatkan stabilisasi tegangan dari Stabilizer Listrik sehingga anda dapat menikmati kinerja maksimal dari seluruh perangkat elektrik dan elektronik anda dengan maksimal.
Cara Menentukan atau menghitung Stabilizer Listrik yang sesuai dengan Kebutuhan sebagai berikut :
Cara menentukan / menghitung stabilizer listrik
Fungsi dari stabilizer listrik rumah dan cara menentukan stabilizer listrik tentunya sudah kita ketahui bahwasanya stabilizer untuk mengatasi tegangan yang sering naik turun / tidak stsbil.
Dilihat Dari fugsinya stabilizer listrik mengatasi tegangan listrik yang naik menjadi 240 volt{ misalnya } Stabilizer /stavolt akan menurunkan tegangan secara otomatis sehingga menjadi normal kembali pada 220 V +/-2% (1 Phase).
Begitu juga sebaliknya, jika tegangan turun menjadi 180 volt maka stabiliser /stavol akan menaikkan kembali menjadi nomal 220 V +/-2% (1 Phase).
Untuk di Indonesiya tegangan listrik 1 phase normalnya berada pada kisaran 220 volt [ PLN ].
Bagaimana cara anda menghitung atau memilih stabilizer?
Cara memilih atau menghitung stabilizer / stavolt yang tepat sesuai dengan kebutuhan bisa disimak keterangan ringkas dan sederhana dibawah ini :
Sebelum menentukan stabilizer yang akan kita beli langkah-langkah yang harus kita ketahui terlebih dahulu adalah jenis Instalasi Listrik di rumah kita/ kantor /sekolahan / rumah sakit /laboratorium atau industri dll, dan daya yang terpasang.
- Berapa phase instalasi listrik di tempat kita 1 phase atau 3 phase?
- Berapa Daya yang terpasang di tempat kita?
Ada beberapa cara untuk mengetahui berapa phase instalasi listrik kita dengan mudah , yaitu dilihat dari jumlah kabel listrik dari tiang PLN ke Box MCB { meteran }, atau melihat dari jumlah MCB nya.
- jika kabelnya listriknya berjumlah 4, maka instalasinya 3 phase
- jika kabelnya listriknya berjumlah 2, maka instalasinya 1 phase
- Jika di lihat dari Box /MCB { meteran listrik } jika jumlah MCB 1 buah berarti listrik 1 phase.
- Jika di lihat dari Box /MCB { meteran listrik } jika jumlah MCB 3 buah berarti listrik 3 phase.
Untuk mengetahui Daya yang terpasang dapat di lihat pada MCB di Box meteran PLN biasanya di tujukan dengan A [ amper ] misalnya ; 20 A [ c20 ] berarti daya di tempat kita 20 (A) x 220 (V) = 4400 VA, dan seterusnya. Selanjutnya untuk menentukan stabilizer yang cocok, cara mudahnya tinggal membaginya.
“Sebagai Contoh” 4400 : 0,8 = 5.500 VA, karena Stabilizer listrik yang tersedia mendekati angka itu ada 5.000 VA (5KVA) dan 7.500 VA (7,5 KVA) , maka sebaiknya pilih ke atas, yaitu 7,5 KVA atau 7.500 VA. Agar stabilizer Listrik awet dan tahan lama.
Inilah sedikit ilmu praktis yang bisa saya sampaikan, mudah mudahhan bisa bermanfaat.
Stabilizer Listrik Teknologi Servo Motor (SLTSM) Kecanggihannya dilihat dari kemampuannya dalam mengatasi tegangan listrik yang tidak stabil sampai berapa lebar rentang input voltage yang mampu diatasi oleh stabilizer listrik tersebut.
Keistimewaan Stabilizer Listrik Matsuyama dengan desain body yang kokoh dan menawan dengan sistem servo motor dan dilengkapi dengan digital display serta mengadopsi teknologi Jepang yang terbukti handal dan tahan lama.
Menjadikan Matsuyama sebagai Stabilizer Listrik terbaik di kelasnya saat ini. Karena keistimewaaan dan kemampuannya yang mumpuni dalam kinerja mencapai rentang input voltage mulai 100 V – 240 V dan tingkat akurasi yang tinggi.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai Stabilizer Listrik Matsuyama silahkan hubungi marketing kami :
SALES DEPARTEMEN
Jalan Jatiasih Raya 99, Bekasi 17423
Tlp/Wa : 081315642328
Wa / Tlp : 085280305530
email : sales.matsuyama@gmail.com
Atau Chat langsung dengan WA klik icon dibawah :